Jumat, 14 Desember 2012

Tips Kebiasaan yang salah Kepada Bayi



Selimuti bayi setelah mandi untuk menghangatkannya, bukan pakai minyak dan jangan memakaikan bedak yang bisa mendatangkan sejumlah masalah.

Perawatan bayi, terutama pada bayi baru lahir dan bayi yang memiliki kulit mudah teriritasi, sebaiknya dilakukan bukan hanya karena kebiasaan warisan orangtua (kakek-neneknya), tapi dilakoni berlandaskan pemahaman. Pasalnya belum tentu semua kebiasaan perawatan bayi tersebut benar dan tepat. Maksud hati memproteksi, yang terjadi justru bayi berisiko mengalami sejumlah masalah.

Dalam talkshow “Mitos-Mitos Seputar Perawatan dan Tumbuh Kembang Bayi”, diadakan Brawijaya Women & Children Hospital bersama Tabloid Nakita, dr Attila Dewanti, SpA(K) mengatakan salah satu kebiasaan yang keliru adalah memakaikan bedak tabur pada bayi.

"Memakaikan bedak merupakan kebiasaan para orangtua yang umumnya dilakukan supaya bayi wangi. Padahal bedak tabur mengandung serbuk yang jika terhirup bayi, bisa membuat ia tak bisa bernafas dengan baik," jelas dr Attila di Auditorium Brawijaya Women & Children Hospital, Sabtu (8/12/2012).

Saran dr Attila, sebaiknya jangan pakai bedak tabur untuk bayi dan ganti dengan bedak padat atau losion yang jauh lebih aman serta berfungsi sama, apalagi jika sekadar ingin membuat bayi lebih wangi setelah mandi.

Pemilihan losion untuk melembabkan kulit bayi juga jangan sembarangan. Pilih yang tidak beraroma. Pada bayi yang alergi atau kulitnya mudah teriritasi, wewangian pada losion ini bisa menimbulkan bercak merah.

"Jangan pakai losion yang wangi, apalagi untuk bayi yang alergi. Di Indonesia, anak-anak rata-rata alergi," ungkapnya.

Bagi sebagian orangtua, pemakaian bedak dilakukan untuk menghindari keringat. Langkah ini juga kurang tepat. Menurut dr Attila, sebaiknya keringkan saja keringan dengan handuk kering daripada memberikan bedak yang tak punya fungsi banyak terhadap kulit bayi.

Pada kesempatan terpisah, dokter ahli kulit dr Amaranila Drijono SpKK mengatakan penggunaan minyak dengan sensasi hangat juga perlu disesuaikan kondisi. Sayangnya, kebanyakan orang mengoleskan minyak kayu putih misalnya, yang memberikan sensasi hangat, hampir setiap hari sehabis mandi untuk menghangatkan tubuh.

"Jika tujuannya menghangatkan, selimuti saja tubuh anak. Pemakaian minyak boleh saja tapi tergantung kondisi, bukan setiap hari," jelasnya.

Pada balita misalnya, pemakaian minyak dengan sensasi hangat ini tepat dilakukan setelah berenang misalnya. Mengoleskan minyak hanya karena kebiasaan, tanpa memerhatikan kondisi kulit dan kebutuhan anak, justru bisa mendatangkan masalah.

Menurut dr Nila (sapaan akrabnya), jika Anda menemukan tanda hipersensitivitas pada kulit bayi, dengan kata lain kulit anak mudah teritasi, sebaiknya hindari penggunaan minyak dengan sensasi hangat ini.

"Pada orang yang alergi, jangan mengoleskan minyak yang ada sensasi panas ini karena akan mengiritasi kulit," sarannya.


sumber:kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar