Kamis, 05 Mei 2011

Bahaya Kecanduan Facebook


Menurut penelitian beberapa psikolog, kecanduan Facebook dapat membuat psikologis penggunanya sedikit terganggu.

Sebuah infografis yang ditampilkan di Mashable (03/11) menjelaskan bahwa dengan mengakses Facebook secara rutin dan merasa kecanduan, maka ada kemungkinan di kemudian hari sisi psikologis pengguna tersebut akan terganggu.

Saat ini, Facebook tidak lagi digunakan sebagai sarana komunikasi secara digital saja, melainkan sudah diterapkan dalam hal bisnis bahkan untuk urusan seks.

Untuk masalah sosial atau pribadi saja, bagi seorang yang sudah menjadi seorang pecandu Facebook, ketika dia mendapatkan banyak notifikasi, maka secara otomatis dopamine dalam tubuhnya akan bereaksi.

Dopamine ini adalah senyawa kimia dalam tubuh yang dapat merangsang rasa suka, gembira, tenang seperti halnya ketika pecandu obat atau morfin mengonsumsi barang tersebut.

Menurut pakar, apabila tingkatan penggunanya sudah mencapai tahap addict maka sulit untuk menghilangkan tingkat kecanduan tersebut. Dibutuhkan proses dan waktu yang cukup lama untuk menyembuhkannya.

Pengguna Facebook addict akan lebih terbiasa berkomunikasi atau terhubung dengan teman, kolega atau lainnya dengan nyaman melalui Facebook.

Ketika dihadapkan ke dunia nyata, maka beberapa bagian dari otaknya tidak dapat berjalan seperti sebelum dia mempunyai account Facebook.
[Banyak teman di Facebook sebabkan stres]
Kebanyakan mereka akan sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, kurang biasa mengeluarkan pendapat atau ngobrol dengan orang lain, kesulitan mengontrol emosi dan beberapa lainnya.

Bahkan apabila dalam satu hari dia tidak mendapatkan notifikasi dari seorang pun dalam friendlist-nya, maka sisi 'galau-nya' juga akan bereaksi.

Memang tidak semua setuju dengan hasil yang digambarkan dalam infografis tersebut. Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa tidak ada hubungannya antara sisi psikologis manusia dengan mengakses Facebook.

Beberapa lainnya juga berpendapat bahwa semuanya tergantung dari si pengguna sendiri. Walaupun dia masuk kategori addict namun apabila dia dapat menyeimbangkan antara aktivitas di dunia nyata dan maya, maka tidak ada yang perlu ditakutkan.

Semua penilaian kembali lagi kepada individu masing-masing. Apabila dapat mengendalikan kecanduan tersebut atau dapat memaksimalkan layanan di Facebook, maka semuanya juga dapat terkendali. So, don't let Facebook control you.


sumber:merdeka.com