Jumat, 14 Desember 2012

10 Hal yang Dibutuhkan Anak dari Orangtua



Apa pun yang anak lakukan, ia butuh dicintai tanpa tergantung kondisi emosi yang Anda rasakan, atau hal lainnya.

KOMPAS.com - Siapa sih, yang tak ingin memiliki anak yang percaya diri, merasa dicintai, dan diperlakukan dengan baik? Bukan hanya Anda, lho, yang punya kebutuhan dan menuntut kewajiban dari mereka. Anak-anak pun menginginkan 10 hal berikut ini dari Anda, agar tumbung kembangnya maksimal.

Mendengarkan
Mungkin apa yang dia ceritakan terkesan sepele. Sedangkan kondisi emosional atau kegiatan Anda mungkin sedang padat sehingga tak memungkinkan punya waktu untuk mendengarkannya. Namun, cobalah untuk tetap mendengarkan cerita anak Anda. Ini akan membuatnya merasa Anda punya ketertarikan pada ceritanya dan menghargainya.

Memuji
Memuji, meski hanya untuk hal-hal sederhana yang ia lakukan, akan meningkatkan rasa percaya dirinya. Sebaliknya, mengatakan hal-hal yang secara tidak langsung meremehkan apa yang ia lakukan bisa menyurutkan semangatnya. Jadi, jangan pelit pujian kalau ia melakukan hal-hal positif.

Cinta tanpa syarat
Apa pun yang ia lakukan, ia butuh dicintai tanpa tergantung kondisi emosi yang Anda rasakan, atau hal lainnya. Dengan demikian, ia akan merasa nyaman berkomunikasi dengan Anda, bahkan ketika menceritakan kesalahan yang telah dibuatnya. Selanjutnya, Anda tinggal memberitahunya bagaimana agar ia tidak mengulangi kesalahan.

Percaya
Cobalah untuk memberikannya tanggung jawab kecil, misalnya menjaga adiknya saat Anda mencuci piring. Atau, biarkan ia melakukan hal yang diinginkannya, selama itu positif. Amati bagaimana ia melakukannya dari kejauhan. Ini akan membuatnya merasa dipercaya mampu melakukan hal penting atau tanggung jawab.

Bersenang-senang
Jangan hanya terus menuntutnya melakukan kewajibannya sebagai anak. Ia pun berhak menuntut haknya layaknya anak lain, yaitu bersenang-senang. Lupakan sejenak kesibukan Anda, tunda kegiatan lain, dan lakukan kegiatan yang menyenangkan bersamanya. Pergi ke tempat bermain, pantai, berenang, atau bahkan hanya memasak bersama Anda di rumah bisa meninggalkan kenangan manis baginya.

Minta penjelasan
Membiasakan anak untuk meminta maaf ketika melakukan kesalahan memang baik. Namun, lanjutkan pada langkah berikutnya, tanyakan mengapa ia meminta maaf. Terbiasa memberikan penjelasan atas hal ini akan membuat anak tidak meremehkan atau hanya mengobral kata maaf.

Bertanggung jawab
Bila memang Anda yang salah, katakan dengan jujur padanya dan mintalah maaf. Tak lupa, katakan bahwa Anda akan memperbaiki kesalahan tersebut. Dengan demikian, anak belajar untuk bertanggungjawab bila melakukan kesalahan, dan tahu bahwa terkadang orangtua pun salah.

Kesempatan kedua
Mungkin ia memang melakukan kesalahan yang membuat emosi Anda memuncak, tapi ada baiknya Anda berikan kesempatan lagi padanya. Sehingga, ia berusaha memperbaiki diri dan belajar untuk lebih baik di kemudian hari.

Tak ada yang sempurna
Katakan padanya kalimat di atas. Sampaikan pula, sekeras apa pun kita berusaha untuk menyenangkan orang lain, bukan tidak mungkin tetap akan ada orang yang tidak puas pada kita. Begitu pula halnya dengan orang lain. Sebab, setiap orang unik dan berbeda. Selain itu, tak ada orang yang sempurna.

Maklum
Jangan merasa dunia kiamat hanya karena dia memecahkan keramik kesayangan Anda, atau menumpahkan makanan atau minumannya ke karpet. Alih-alih mengamuk, ajak dia untuk membersihkannya bersama. Ingat, setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, termasuk Anda.

(Tabloid Nova/Hasuna)


Editor :
Dini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar